Rabu, 09 Juli 2025

Penyakit Fisik Berawal dari Sakitnya Hati, Konsep Sehat dalam Islam



Share ilmu- Manusia sejatinya memiliki 3 komponen penting yang harus dijaga, yakni akal (Intelektual), Fisik (Jasmani) dan Hati (Rohani). Ketiga komponen tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan saling berkaitan serta memainkan peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia.


Akal adalah kemampuan berpikir, bernalar, dan memahami. Akal dapat dijaga dengan menambah pengetahuan, seperti membaca yang berguna untuk menstimulasi otak.


Hati berkaitan dengan aspek perasaan, nilai-nilai, keyakinan, dan spiritualitas. Hati bisa dijaga dengan beribadah yang memberikan rasa tenang dan damai.


Sementara itu, fisik atau jasmani berkaitan erat dengan kesehatan tubuh, termasuk organ-organ dan sistem tubuh manusia.


Fisik dapat dijaga dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan selalu menjaga kebersihan.


Kesehatan Tubuh dan Akidah dalam Islam
Berkaitan dengan kesehatan tubuh manusia, konsep dasar kesehatan dan pengobatan dalam Islam berasal dari keyakinan seorang mukmin bahwa segala penyakit dan gangguan hanya dapat disembuhkan dengan izin Allah.



Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

وَاِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِيْنِ ۙ

“Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku.” (QS. Asy Syu’ara’ 26: 80)


Jika Allah menginginkan, maka meskipun metode dan cara yang digunakan sangat sederhana penyakit itu pasti sembuh dengan izin Allah.


Oleh karena itulah, Islam memberikan pedoman pengobatan dan kesehatan yang berlandaskan Al-Qur’an dan sunah Rasulullah ﷺ yang keduanya berdasarkan pada akidah dan tauhid.


Sakit Sebagai Karunia dan Penggugur Dosa
Jika tubuh dalam kondisi sehat, seseorang bisa melakukan berbagai jenis aktivitas. Namun demikian, meskipun hidup sehat merupakan impian bagi semua orang ada kalanya manusia harus berhadapan dengan kondisi sakit.


Saat seperti ini, ruang gerak manusia menjadi sangat terbatas terutama untuk melakukan ibadah. Pada saat ini kita merasa betapa berharganya nikmat kesehatan yang diberikan oleh Allah.


Oleh karena itu, kesehatan merupakan karunia Allah yang wajib disyukuri manusia. Meskipun membatasi kebebasan beribadah dan melakukan amal kebajikan bagi orang yang beriman sakit justru menjadi anugerah dari Allah.


Bagi mereka, menerima sakit adalah bentuk kesempatan dari Allah agar dapat lebih dekat dengan-Nya. Melalui sakit yang dihadapinya orang beriman dapat menikmati pahala sabar.


Melalui sakit pula, seorang beriman mendapat fasilitas luar biasa berupa gugurnya dosa-dosa, seperti bergugurannya daun-daun dari pohonnya


Rasulullah ﷺ bersabda,

“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571)


Namun, meskipun sakit bisa menjadi satu dari berbagai anugerah Allah yang diberikan agar seseorang bisa mendapatkan pahala ketangguhan dan penghapusan dosa-dosanya.


Hidup dalam keadaan sehat memang terasa lebih nyaman, terutama untuk bisa semakin meningkatkan ibadah dan ketaatan kepada-Nya.


Hati yang Sehat, Kunci Kesehatan Fisik
Untuk itu, ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh seseorang agar dapat menikmati kehidupan yang sehat. Salah satu upaya yang penting adalah menjaga hati tetap sehat, karena penyakit fisik sering kali berawal dari hati yang tersakiti.

Seseorang sering dihantui perasaan takut dan cemas luar biasa. Saat seperti ini, berhati-hatilah. Rasa was-was dan cemas sengaja diembuskan oleh setan ke dalam hati manusia.


Tujuannya adalah agar keimanan manusia goyah. Paling sering, setan mengembuskan rasa cemas ke dalam dada manusia terkait urusan rezeki dan materi.


Setan menumbuhkan rasa takut tidak kebagian rezeki, kesedihan saat kehilangan rezeki, dan lain-lain kepada manusia. Kecemasan yang terus-menerus dan berlanjut dapat menimbulkan penyakit hati yang akut.


Ibnu Qayyim Al Jauziyah menyatakan bahwa penyakit hati itu jauh lebih berbahaya dibanding penyakit raga. Penyakit fisik berawal dari sakitnya hati.


Misalnya, orang yang menderita stroke, tekanan darah tinggi, diabetes, tumor, kanker, serta penyakit kronis lainnya, sebenarnya dimulai dari adanya sifat mudah marah, sering kesal, dan iri terhadap orang lain.


Sifat-sifat itu tidak lain bersumber dari hati yang sakit. Lantas, bagaimana saat hati menjadi sakit? Ibnu Qayyim Al Jauziyah menjelaskan bahwa sakitnya hati sebagaimana sakitnya badan juga. Dia bisa diobati.


Apakah obatnya? Tobat dan menyesalinya. Hati juga bisa kotor seperti kotornya pakaian. Cara membersihkannya adalah dengan zikrullah.



Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِ ۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُ ۗ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan zikrullah. Ingatlah, hanya dengan zikrullah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du 13: 28)


Hati yang penuh ketenteraman adalah hati yang sehat. Sebagaimana dinyatakan di atas bahwa penyakit fisik berawal dari sakitnya hati,


maka sehatnya jasad manusia juga bersumber dari sehatnya hati. Sebuah hati yang sehat sangat berpengaruh besar terhadap kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Rasulullah ﷺ bersabda,

“Ketahuilah bahwa dalam diri manusia terdapat segumpal daging. Jika daging tersebut baik, baiklah seluruh tubuhnya. Jika daging tersebut buruk, buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa daging itu adalah hati (qalbu).” (HR. AI Bukhari)


Dalam hadis tersebut disebutkan bahwa jika hati seseorang baik, maka seluruh tubuhnya juga akan baik. Sementara itu, jika hati buruk maka seluruh tubuhnya akan ikut terkena dampaknya.


Oleh karena itu, konsep sehat dalam Islam itu dimulai dari hati yang baik dan sehat. Hati yang sehat adalah hati yang mengerti dan memiliki ikatan dekat dengan Allah.


Agar mendapatkan hati yang demikian, seseorang diwajibkan untuk selalu berprasangka baik terhadap Allah, terhadap makhluk-Nya, dan terhadap setiap peristiwa yang dialami.


Islam sebagai Pedoman Kesehatan Mental
Dengan menerapkan nilai dan keyakinan dari agama Islam, hal ini bisa membantu dalam menjaga kesehatan mental seseorang yang sedang tidak stabil.


Kondisi mental yang buruk biasanya dimulai dari hati yang terluka. Hati yang terluka bisa disembuhkan dengan mengingat Allah, salah satunya dengan membaca Al-Qur’an.


Al-Qur’an bisa menjadi panduan bagi seseorang yang sedang mengalami tekanan emosional, dengan harapan dapat meningkatkan kesehatan mental dan kualitas hidup.

Depresi adalah salah satu gangguan mental yang sering dialami oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Kecelakaan atau peristiwa buruk dalam hidup sering menjadi penyebab utama timbulnya depresi.


Agama Islam memiliki peran penting dalam membimbing umatnya menghadapi situasi sulit. Hal ini sangat membantu dalam mencegah serta mengatasi gejala depresi.


Beberapa ayat dalam Al-Qur’an, ketika kita memahami artinya secara benar bisa membantu meningkatkan kualitas pikiran dan jiwa kita.


فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (5) إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا (6)

“Maka sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama setiap kesulitan ada kemudahan”. (QS. Al-Insyirah 94: 5-6)


Orang yang mengalami gangguan kecemasan biasanya berpikir seperti, “Saya merasa tidak bisa lagi menghadapinya”, “Tampaknya apa yang saya lakukan selalu tidak terlihat oleh orang lain”.


Banyak sekali beban dan tangggung jawab ini”, “Hidup ini terlalu sulit” atau “Saya tidak memiliki siapapun”.


Dengan mengingat bahwa Allah selalu ada dan meyakini firman Allah bahwa setiap kesulitan ada kemudahan yang berarti setiap permasalahan pasti ada solusinya, maka hal tersebut akan membantu menyingkirkan pikiran-pikiran buruk diatas.


Sumber: 

Dr. Zaidul Akbar, 200 Resep Sehat JSR dan Mutia Kintan Utami, https://fk.uii.ac.id/islam-sebagai-pedoman-sehat-fisik-dan-mental/.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar